Suaritoto-Jogja - Joni Ande Kala atau Yohanes Gama, pemuda asal NTT pernah viral karena memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus kembali viral di media sosial. Joni mengaku gagal saat mengikuti tes masuk TNI.
Selasa (6/8/2028), Joni sempat mengungkap janji yang pernah diucapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2018 lalu. Salah satu janji yang diingatnya yakni saat Jokowi menanyakan cita-citanya.
"Yang ketiga Bapak Presiden tanya lagi 'cita-cita kamu apa?'. Langsung saya menjawab 'cita-cita saya ingin menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia'," kata Joni dalam video beredar.
"Langsung dijawab Bapak Presiden 'sudah langsung daftar saja kamu ke pak panglima, langsung diterima'. Dari situ langsung saya juga bertemu Bapak Panglima TNI dan diprioritaskan untuk masuk tentara," tambahnya.
Namun faktanya, Joni tetap gagal lolos tes masuk TNI. Dia pun berharap bantuan dari Presiden maupun Panglima TNI agar bisa masuk TNI.
"Pada saat tahun 2024 saya mengikuti tes tapi gagal. Saya mohon bantuan kepada Bapak Presiden, Bapak Panglima dan juga jajarannya. Mohon bantuan meluluskan saya menjadi anggota TNI. Sekian dan terima kasih," harap Joni.
Baca Juga : Viral Jukir Liar-Dishub Nyaris Adu Jotos gegara Lahan Parkir di Medan
Pihak TNI Angkatan Darat (AD) membenarkan Joni Kala mengikuti tes masuk TNI lewat calon bintara prajurit karier (Caba PK) tahun anggaran 2024. TNI menjelaskan alasan Joni tak lolos seleksi Caba PK 2024.
"Bahwa memang benar pada seleksi Caba PK Reguler pria TNI AD TA 2024," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Kristomei Sianturi dalam keterangan, Senin (5/8).
"Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 cm untuk daerah tertinggal," sambungnya.
Aksi heroik Joni yang memanjat tiang dan menyambungkan bendera terputus saat upacara 17-an pada 2018 silam pun mendapatkan beberapa penghargaan. Kristomei menyebut Joni tercatat dengan nama Yohanes Ande Kala yang lahir di Halimuti 19 tahun lalu dengan tinggi badan 155,8 cm.
"Yohanes Ande Kala pernah viral pada pelaksanaan upacara peringatan HUT RI ke- 73, 17 Agustus 2018 sempat naik tiang bendera untuk mengambil tali yang putus di Atambua NTT, dan yang bersangkutan mendapat penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud," ujar Kristomei.
Meski begitu, Kristomei menerangkan dalam penghargaan tersebut, tidak dituliskan syarat jika Joni harus diterima menjadi anggota TNI. Dalam kondisi tersebut, panitia seleksi pun mengikuti syarat yang telah ditetapkan.
"Namun demikian piagam penghargaan tersebut tidak menyebutkan bahwa yang bersangkutan wajib diterima masuk TNI AD. Untuk menjadi prajurit TNI AD memang ada beberapa persyaratan dasar yang mutlak dipenuhi," jelasnya.
Kristomei mengungkap Joni masih punya peluang untuk kembali mengikuti tes TNI di waktu depan. Sebagai informasi, tes Caba PK TNI dapat diikuti seorang WNI hingga batas usia 22 tahun.
"Namun demikian tidak usah patah semangat, masih terbuka lebar kesempatan bagi yang bersangkutan untuk ikut tes kembali di masa datang, sambil mempersiapkan diri memenuhi persyaratan-persyaratan yang mutlak dipenuhi sebagai seorang prajurit TNI AD," jelas dia.