Suaritoto-Gorontalo – Siswa SMK Negeri 1 Gorontalo berinisial AR (14) diduga menjadi korban perundungan atau bullying.
Menurut penuturan orang tuanya, AR mengalami kekerasan oleh empat siswa SMKN 1 Gorontalo.
Orang tua AR, MG, menceritakan kronologi kejadian, Rabu (11/9/2024) malam.
MG mengatakan insiden itu terjadi pada Selasa 10 September 2024 sekira pukul 15.00 Wita.
Saat itu MG mendapat telepon dari anaknya AR.
Namun saat itu tutur kata AR tidak terdengar jelas.
Ternyata itu adalah teman AR. Ia sengaja menghubungi MG untuk memberi tahu kondisi AR yang sudah terkapar.
"Saya telpon lagi terus saya tanya, itu kok bisa nelpon pakai handphone anak saya, bagaimana kau bisa buka itu, kata temannya pakai sidik jari anak saya," ucap MG menirukan perkataan teman AR.
Setelah berbicara di telepon, MG langsung bergegas menuju tempat AR berada.
Setibanya di lokasi, MG melihat anaknya (AR) terbaring dalam kondisi mulut berbusa.
MG pun segera membawa anaknya ke RS Multazam.
"Setelah diperiksa beberapa saat, anak saya dirujuk ke Rumah Sakit Aloe Saboe Kota Gorontalo," ungkapnya.
MG mengatakan saat itu ia belum bisa menyimpulkan secara detail kronologis kejadian.
Namun pihak sekolah sudah memanggil orang tua korban dan orang tua siswa yang terlibat dalam pesta miras.
Baca Juga : Viral Wanita 20-an Kena GERD Parah hingga 'Cuci Lambung', Ini Awal Mulanya
Pertemuan itu membahas masalah penyebab AR masuk rumah sakit.
"Saat itu saya masih menunggu hasil visum anak saya, setelah itu menentukan langkah selanjutnya. Lalu saya balik ke RS Aloe Saboe," jelas MG.
Sekira pukul 19.00 Wita, MG mendapatkan bukti video detik-detik sebelum AR tak sadarkan diri.
Dalam video tersebut terekam jelas perlakuan empat siswa terhadap AR.
MG juga meminta penjelasan dari AR yang baru saja siuman.
AR mengaku dipaksa oleh empat temannya agar mau patungan membeli minuman keras.
Namun saat itu AR hanya memiliki uang Rp15 ribu.
"Anak saya bilang uangnya cuma cukup untuk beli makan tapi temannya memaksa, dan meminta anak saya untuk hutang dulu kalau makan," ungkap MG.
MG menduga anaknya dipalak oleh terduga pelaku.
Setelah itu terduga pelaku dan korban meminta izin keluar sekolah untuk mengurus ijazah.
Padahal mereka pergi membeli miras.
AR kala itu diduga dipaksa untuk meminum miras.
"Pengakuan anak saya dia mau berhenti tapi dipaksa. Tambah lagi, tambah lagi kata temannya. Sampai anak saya tidak bisa melakukan apapun," ucap MG.
Tak hanya itu, AR juga diduga dianiaya selama pesta miras itu.
Hal itu dibuktikan dalam video yang beredar, tampak terduga pelaku menendang punggung AR.
Berdasarkan bukti dan juga penjelasan AR, MG lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kota Utara sekira pukul 21.30 Wita.
MG berharap kejadian dugaan perundungan ini menjadi pelajaran untuk semua pihak.
"Kami berharap ini jadi pelajaran ini tidak terjadi sama orang lain. Kami menempuh jalur hukum, kemudian ada pembelajaran yang baik untuk ke depannya," tegasnya.
Sampai pada Rabu (11/9/2024) malam, kondisi AR sudah membaik namun belum keluar dari rumah sakit.