suaritoto-Kisah pilu di balik keputusan seorang pemuda berinisial OA (26) asal Bantul.
Ia mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari tower seringgi 30 meter.
Ya, OA oncat dari BTS Seluler Tower atau tower seluler yang berada di Padukuhan Tegalsari, Kalurahan Donotirto, Kapanewon Kretek, Bantul,Kamis (5/10/2023).
Terungkap kalau rasa bersalah telah sekian lama menghantuinya.
Mulanya Kapolsek Kretek, AKP Haryanto mengatakan sebelum OA mengakhiri hidup, korban sempat melakukan periksa kesehatan jiwa dan diantar oleh keluarganya ke Puskesmas Kretek.
"Kemudian, dari Dokter Puskesmas Kretek diarahkan bertemu dengan petugas Psikologi.
"Namun demikian korban tidak mau. Korban, ingin pulang ke rumahnya," jelasnya.
Mengetahui hal itu, petugas psikolog langsung membujuk korban untuk menjalani tes psikologi.
Korban, juga diberi penjelasan untuk diantar pulang sekira pukul 12.30 WIB.
Baca Juga : Tabrak lari yang melindes seorang pemuda hingga tewas mengenaskan
Akhirnya, korban pulang ke rumahnya berboncengan dengan petugas psikolog.
Mereka pulang ke rumah korban mengenakan sepeda motor.
Namun, dalam perjalanan pulang, korban merasa gelisah dan sempat mengutarakan pendapat kepada petugas psikolog itu.
"Korban sempat bilang kepada petugas psikolog, seandainya besuk tidak ketemu saya (korban OA) lagi bagaimana?
"Karena semua orang akan menyalahkan saya (korban OA)," jelasnya.
"Kemudian, sepeda motor (dikendarai petugas psikolog) berhenti di dekat tower seluler ( tempat kejadian perkara).
"Tiba-tiba korban turun dari sepeda motor itu dan naik pagar tower seluler," imbuh AKP Haryanto.
Setelah di dalam pagar tower seluler, korban langsung naik ke tower seluler setinggi kurang lebih 30 meter.
Petugas psikolog itu langsung bergegas untuk berusaha menghampiri korban.
Sayangnya, posisi korban sudah memanjat tower seluler di tempat kejadian perkara.
"Setelah itu, korban bunuh diri dengan cara melepaskan pegangan tangan dari tower dan jatuh dari tower ke plasteran bawah ( BTS Seluler Tower)," terang AKP Haryanto.
"Mengetahui itu, seorang warga setempat langsung menghubungi Polsek Kretek dan Puskemas Kretek.
"Tidak lama kemudian petugas Puskesmas Kretek dan Tim Inafis Polres Bantul tiba di lokasi kejadian," imbuh dia.
AKP Haryanto lalu mengatakan, kesehatan mental OA terganggu setelah dirinya menabrak seseorang.
OA selalu dihantui perasaan bersalah dan ketakutan.
"Menurut keterangan orang tua korban, korban itu merasa tertekan karena pernah mengalami kecelakaan dan menabrak seseorang," bebernya.
"Dari situ, korban memiliki rasa bersalah.
"Orang tua korban, menyebut bahwa korban merasa dihantui dengan rasa takut atau ketakutan," tandas AKP Haryanto.