Suaritoto-Pontianak - Polisi mengungkapkan hasil visum jasad bocah Ahmad Nizam Alfahri (6) yang dibunuh ibu tirinya, Iftahurrahman (24) hingga mayatnya ditemukan dalam karung di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Korban ternyata mengalami retak pada tulang tengkorak kepalanya.
"Adanya trauma benda tumpul pada bagian kepala menyebabkan retaknya tulang tengkorak sebelah kiri," ujar Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Raden Petit Wijaya, Rabu (28/8/2024).
Petit mengatakan dari pemeriksaan Tim Dokter Forensik, trauma tersebut menyebabkan terjadinya pendarahan dan pembengkakan pada otak. Akibatnya, terjadi peningkatan darah dalam rongga otak.
"Hal tersebut menjadikan peningkatan tekanan darah dalam rongga otak kepala yang menekan pusat pernapasan di batang otak dan menyebabkan gagal napas," terangnya.
Dia menuturkan korban memang didorong hingga terjatuh ke lantai oleh ibu tirinya sebelum tewas. Petit juga mengungkap bahwa korban sempat ditendang oleh ibu tirinya di bagian perut.
"Iya (perut korban ditendang pelaku)," beber Petit.
Polisi sebelumnya telah menggelar prarekonstruksi kasus ini pada Sabtu (24/8). Hasilnya pelaku terbukti mendorong Nizam dengan kedua tangannya.
"Itu pra rekonstruksi, ada 37 adegan. Yang pasti bahwa tersangka sudah mengakui saat kejadian tanggal 19 hingga ditemukannya korban, tersangka melakukan penganiayaan antara lain mendorong dengan kedua tangannya kepada korban hingga korban jatuh ke lantai," terang Petit.
Petit mengaku pihaknya masih terus mendalami kasus ini. Termasuk adanya keterangan dari ibu kandung korban yang menyebut guru korban sempat melihat lebam di tubuh korban.
Baca Juga : Viral Wanita Labrak Polwan Diduga Selingkuhan Calon Suami di Sumsel
"Masih didalami oleh penyidik. Yang jelas dalam mencari bukti-bukti pidana dari kasus ini, penyidik pastinya akan mengkroscek keterangan dari BAP saksi-saksi maupun tersangka dengan hasil visum," bebernya.
Kombes Raden Petit juga mengungkap motif lain pelaku tega menganiaya anak tirinya hingga tewas. Pelaku selama ini iri karena suaminya lebih perhatian terhadap korban.
"Motif pelaku dari pengakuannya merasa iri kepada korban Nizam karena suami pelaku lebih memperhatikan korban daripada pelaku dan anak hasil pernikahan dengan Ichan, ayah korban," ungkapnya.
Hal itu terungkap setelah polisi menginterogasi pelaku. Namun Petit mengatakan sampai saat ini belum diketahui seberapa sering pelaku menganiaya anak tirinya itu.
"Untuk seberapa sering yang bersangkutan melakukan penganiayaan masih akan didalami," ucapnya.
Untuk diketahui, korban tewas setelah dianiaya ibu tiri di rumahnya, Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Selasa (20/8). Mayat korban kemudian ditemukan dalam keadaan membusuk di dalam karung pada Kamis (22/8) sekitar pukul 19.05 WIB.