Pesawat Afriqiyah Airways 771, Terjun Bebas Saat Hendak Mendarat, Hanya 1 Penumpang yang Selamat

 

Suaritoto- Lima belas tahun yang lalu, tepatnya pada 12 Mei 2010, sebuah pesawat Afriqiyah Airways 771 jatuh di dekat Bandara Internasional Tripoli, Libya. Hampir seluruh penumpang dan kru pesawat meninggal dunia akibat insiden tersebut. Dari 104 orang di dalam pesawat, hanya satu yang dipastikan selamat. Dilansir dari ASN Flight Safety, pesawat mulanya lepas landas dari Bandara Internasional Johannesburg-OR Tambo, Afrika Selatan pada 11 Mei 2010 pukul 19.25 UTC menuju ke Bandara Internasional Tripoli, Libya.


Sebanyak 11 awak pesawat dan 93 penumpang ada di dalam pesawat Airbus A330-202 berusia 9 bulan dengan nomor registrasi 5A-ONG itu. Tidak ada kejanggalan apa pun saat pesawat meninggalkan bandara. Awak pesawat yang terdiri dari seorang kapten, kopilot, dan kopilot pengganti memastikan bahwa penerbangan berjalan dengan lancar. Namun, saat tiba di dekat Bandara Internasional Tripoli, Libya, insiden mengerikan itu terjadi.


 Sekitar pukul 02.29 hari berikutnya, kapten pesawat Afriqiyah Airways 771 menghubungi kontroler ACC Tripoli. Pengendali kontroler ACC Tripoli mengidentifikasi pesawat dan mengizinkannya langsung masuk ke landasan pacu 09 Tripoli TW. Pada saat itu, cuaca dilaporkan sangat baik. Langit cerah, angin tenang, jarak pandang 6 kilometer (km), dan suhu berada pada 19 derajat Celsius.


Setelah menerima izin pendaratan lebih lanjut, kru kemudian menghubungi kontroler Menara Tripoli pada pukul 05.50. Menara Tripoli mengizinkan pesawat melanjutkan pendekatan dan melaporkan landasan pacu terlihat. Pesawat kemudian menerima informasi dari penerbangan yang mendarat di depan mereka untuk memberi tahu kru tentang bercak kabut yang terlihat selama detik-detik terakhir. Pada pukul 06.00, pesawat melewati suar lokasi TW pada ketinggian 1000 kaki atau sekitar 304 meter, 60 meter di bawah ketinggian yang ditentukan.


Kapten kemudian memberitahu ATC bahwa ia akan melaporkan ketika landasan pacu terlihat. Pendekatan dilanjutkan di bawah 188 meter, tetapi kru belum juga bisa melihat landasan pacu. Pada ketinggian 85 meter, GPWS berbunyi dan memperingatkan bahwa medan terlalu rendah. Menyikapi hal tersebut, kapten kemudian menginstruksikan kopilot untuk melakukan go-around dan menginformasikan kepada pengawas Menara.


Baca Juga :   Angkot Mikrotrans Kecelakaan di Jakbar, TransJ Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Pesawat mulai menanjak hingga mencapai ketinggian 137 meter di atas permukaan tanah. Namun, airbus tersebut tiba-tiba menukik ke bawah dan menyebabkan sang kapten mengambil alih kendali penerbangan dengan menekan tombol prioritas. Pesawat kemudian sepenuhnya berada di bawah kendali kapten yang memutuskan untuk menerapkan input tajam ke bawah. Kapten tidak menyatakan secara verbal bahwa dia mengambil alih kendali. Dia kemudian menerapkan input pitch-up dan pitch-down pada kemudiya hingga pesawat menghantam tanah 1.200 meter dari ambang landasan pacu 09 dengan kecepatan longitudinal yang tinggi (260 kts). Pesawat hancur, meninggalkan jejak puing-puing sepanjang 800 meter.


Melalui investigasi, diketahui bahwa selama go-around, para kru pesawat sempat terkejut karena tidak mendapatkan referensi visual. Di satu sisi, kru juga takut melampaui batas kecepatan pesawat dan mengalami efek ilusi somatogravik akibat akselerasi pesawat. Ilusi somatogravik adalah sensasi palsu yang disebabkan oleh perubahan percepatan linier, percepatan sudut, dan percepatan vertikal (gravitasi) yang terjadi karena perubahan lintasan terbang.


Salah satu situasi yang paling mungkin dan berbahaya bagi terjadinya ilusi ini adalah saat berputar-putar. Hal ini mungkin menjelaskan input penanganan pesawat, terutama input node-down yang diterapkan selama go-around. Input ini tidak konsisten dengan apa yang diharapkan dalam fase penerbangan. CRM yang rusak tidak memungkinkan awak pesawat untuk mengidentifikasi dan memulihkan diri dari situasi sebelum tabrakan dengan tanah, bahkan ketika peringatan TAWS diaktifkan di dekat tanah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama