Server Thailand Jembrana - Viral di media sosial (medsos) seorang anak yatim di Kabupaten Jembrana, Bali, dinarasikan terpaksa hanya makan nasi tanpa lauk karena kemiskinan. Camat Negara I Wayan Andy Suka Anjasmara menuding video tersebut merupakan rekayasa dan sengaja didramatisasi untuk menarik simpati.
"Kami beserta pihak terkait sudah bertemu dengan keluarga Komang Nara untuk melakukan pengecekan terkait vidio yang beredar di medsos," kata Anjasmara, Minggu (3/3/2024).
Anak dalam video tersebut bernama I Komang Nara Wibawa Putra (9), asal Kelurahan Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana. Dia membenarkan keluarga Nara tergolong kurang mampu dan dia juga ditinggal kedua orang tuanya. Namun, narasi yang disampaikan dalam video tak sepenuhnya benar.
Berdasarkan keterangan kakek yang mengasuh Nara, video itu memang sengaja dibuat pamannya yang tinggal di Karangasem saat pulang ke Jembrana di Hari Raya Galungan beberapa waktu lalu.
"Paman Komang Nara, yang tinggal di Karangasem, membuat video tersebut saat pulang ke Jembrana pada Hari Raya Galungan beberapa waktu lalu. Jadi tidak benar apa yang disampaikan pada video tersebut," papar Anjasmara.
Dari empat rekaman video viral yang dilihat detikBali, salah satu video memperlihatkan Komang Nara yang sedang memakan nasi tanpa lauk menggunakan seragam sekolah dasar (SD). Terlihat Komang Nara melahap nasi sembari meneteskan air mata.
Tiga video lainnya menunjukkan Nara sedang memberikan makan ternak babi. Dia merebahkan kepala di pangkuan kakeknya sambil menangis mengungkapkan kesedihan.
Baca Juga : Kesal Ditilang, Pria di Bima Berdoa di Tengah Jalan, Minta Polisi Kena Azab dan Dapat Hidayah
Sementara itu, Dinas Sosial (Dinsos) Jembrana yang sudah mendatangi rumah Nara setelah video itu viral mengaku fakta-fakta yang ditemukan berbeda dengan narasi di dalam video. Nara beserta kakek dan neneknya memang hidup dalam kemiskinan, tapi Dinsos mengeklaim mereka rutin menerima bantuan.
"I Komang Nara Wibawa Putra memang tinggal bersama kakek dan neneknya karena ayahnya sudah meninggal dan ibunya menikah lagi. Kakeknya tidak buta, hanya rabun karena usia," ungkap Kepala Dinas Sosial Jembrana I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata
Oka Parwata juga menjelaskan keluarga tersebut sudah masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan rutin menerima bantuan sosial (bansos) serta Kartu Indonesia Pintar (KIP). Mereka tinggal di rumah permanen, tapi kondisinya memang belum layak.
Kakek Nara punya 10 ekor ternak babi yang dipelihara di belakang rumah.
"Pemerintah Kabupaten Jembrana telah memberikan intervensi dalam hal sosial dan pendidikan kepada keluarga tersebut. Namun, kondisi rumah mereka masih perlu diusulkan untuk rehabilitasi fisik agar lebih layak," ujar Oka.
"Tercatat juga mendapat bantuan bantuan YAPI Kemensos sejak 2023. Bahkan kakek neneknya selain bantuan dari pemerintah, sudah banyak mendapat bantuan sosial dari nonpemerintah," imbuhnya.