Suaritoto-Bandung - Perburuan bus telolet kembali memakan korban. Kali ini seorang anak dikabarkan tertabrak mobil saat mengejar bus membunyikan suara telolet. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (3/7) di dekat Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Berikut sejumlah fakta yang dihimpun detikJabar dari peristiwa tersebut:
1. Terjadi Sore Hari
Dari informasi yang didapatkan detikJabar di lapangan, kejadian ini terjadi Rabu (3/7). Korban selamat dan mengalami luka di bagian kaki.
Pedagang tersebut menyebut, jika bus yang membunyikan telolet itu datang dari arah Masjid Al-Jabar menuju arah Gedebage Selatan-Derwati.
2. Korban Mengalami Luka di Kaki
Anak yang tertabrak selamat namun mengalami luka di bagian kaki dan langsung dibawa dengan ambulans. Kecelakaan terjadi ketika anak sedang mengejar bus telolet yang datang dari arah Masjid Al-Jabar menuju Gedebage Selatan-Derwati. Mobil yang terlibat dalam kecelakaan bukanlah bus telolet itu sendiri.
"Tertabraknya sama mobil, bukan sama bus. Anaknya selamat, alami luka di bagian kaki, langsung dibawa ambulans, iya sedang kejar bus telolet," ujarnya.
3. Dishub Kota Bandung Buka Suara
Kadishub Kota Bandung Asep Kuswara mengatakan, penggunaan telolet tidak sesuai aturan karena dapat mengganggu keselamatan, terlebih hal itu menarik perhatian anak-anak yang kerap mengejar bus telolet.
"Telolet dalam aturan juga tidak boleh, dikarenakan fakta di lapangan anak-anak ngejar telolet dan tidak menunjukkan keselamatan," kata Asep.
4. Aturan soal Suara Telolet
Kadishub Asep juga menyoroti bahwa penggunaan telolet seringkali tidak memenuhi ambang batas persyaratan teknis dan layak jalan yang ditetapkan untuk klakson, yang harus memiliki suara minimal 83 dB sampai 108 dB.
"Kedua, dalam pelaksanaan telolet itu salah satunya tidak memenuhi ambang batas persyaratan teknis dan layak jalan. Karena klakson itu batasnya minimal 83 dB sampai 108 dB dan suaranya hanya klakson biasa," tambahnya.
Asep menyebut, jika bus yang memasang telolet maka anginnya bakal terbagi-bagi dan itu sangat berbahaya. Meski kerap ditindak, banyak sopir telolet yang nakal.
5. Masih Banyak Sopir Bus Nakal Langgar Aturan
Meskipun sering dilakukan sosialisasi dan razia terhadap penggunaan telolet oleh pihak Dishub, namun masih banyak sopir bus yang nakal dan melanggar aturan. Sosialisasi pelarangan hingga razia pun rutin dilakukan.
Menurut Asep, masih ada sopir nakal yang tidak mengindahkan imbauan, padahal aturan tersebut seharusnya tidak perlu disosialisasikan lagi karena para sopir bus sudah seharusnya mengetahui aturan tersebut.
"Kita kalau ramcheck itu, temukan telolet diputus dan setelah itu di lapangan sopirnya suka nakal dan dipasang lagi," imbuh Kadishub Asep.
6. Telolet Ganggu Pengendara Lain
Suara telolet juga dinilai oleh pihak Dishub mengganggu ketenangan pengendara lain, terutama pada malam hari. Kadishub Kota Bandung, Asep, pernah menghentikan beberapa bus yang menyalakan telolet saat malam Minggu karena gangguan tersebut.
"Waktu malam Minggu ada sekitar 4 bus iring-iringan, bus luar Bandung, menyalakan telolet dan saya berhentikan sambil diberi peringatan. Ganggu ketenangan orang malam-malam," paparnya.